Strategic Leadership
-
10/10/2024
-
09.00 - 16.00 WIB
-
Online via Zoom
Turnover karyawan yang tinggi harus diwaspadai, yuk kenali penyebabnya. Perputaran karyawan atau turnover adalah hal yang wajar terjadi di lingkungan kerja. Meski demikian, Anda juga harus memperhatikan seberapa cepat perputarannya. Jika terlalu sering terjadi karyawan mengundurkan diri maka pihak perusahaan juga harus mengevaluasi diri.
Melalui artikel ini, ALC Leadership Management akan mengulas tentang turnover karyawan. Anda bisa menyimak apa saja penyebab tingginya turnover karyawan dan bagaimana mengukurnya.
Turnover karyawan adalah proses perputaran keluar dan masuknya karyawan dalam suatu perusahaan. Selain itu bisa diartikan dengan seberapa lama karyawan bertahan di perusahaan danĀ seberapa sering Anda harus menggantinya.
Apapun alasannya karyawan keluar dari perusahaan, pergantian itu disebut dengan turnover karyawan. Biasanya turnover ini dihitung oleh pihak SDM atau HRD dalam kurun waktu per satu tahun.
Perhitungan turnover bisa dilakukan dalam periode jangka pendek dan panjang. Untuk mengetahui turnover rate dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah karyawan yang keluar terhadap jumlah karyawan rata-rata di periode yang sama.
Berikut rumus perhitungan turnover karyawan selama setahun
Jumlah karyawan yang keluar dalam setahun : (jumlah karyawan awal tahun + akhir tahun): 2 ) x 100
Contoh: jumlah karyawan di Januari ada 100 lalu menjadi 110 di Desember, dengan 15 karyawan yang keluar. Maka turnover di perusahaan adalah 15:155 x 100 = 9,6%
Baca juga :
Kenali 3 Penyebab dan Cara Mengatasi Rasa Kurang Percaya Diri
Dikatakan bahwa turnover yang tinggi tidaklah baik untuk perusahaan, namun berapa angka idealnya.
Sebenarnya tidak ada angka mutlak namun konsultan Gallup merekomendasikan turnover karyawan idealnya tidak lebih dari 10%. Namun untuk menyikapi turnover sebaiknya tidak melihat angkanya saja.
Angka memang berpengaruh namun lebih penting untuk melihat āsiapa yang keluarā. Jika kebanyakan yang resign adalah karyawan top performer maka wajib diwaspadai oleh perusahaan, apalagi jika mereka bergabung ke kompetitor.
Perputaran karyawan yang terlalu cepat akan merugikan perusahaan. Untuk itu Anda perlu mengetahui sejak awal apa penyebab utama karyawan memilih meninggalkan perusahaan.
Berikut penyebab turnover karyawan dan cara mengatasinya:
Tidak sedikit perusahaan yang meminta karyawan mengerjakan tugas lebih banyak. Bahkan meminta mereka tetap bekerja di waktu luang dan mempersulit permintaan cuti. Jika hal tersebut terus menerus terjadi bisa membuat karyawan stress sehingga memilih resign.
Sebaiknya perusahaan terus memantau hasil kinerja karyawan. Apakah performanya menurun karena overload pekerjaan. Bentuklah tim yang solid untuk mengatasi hal ini.
Selain beban kerja, sistem penggajian yang tidak sepadan dengan tanggung jawab pekerjaan juga bisa memicu karyawan resign. Apalagi jika mereka mendapatkan tawaran lain dengan gaji lebih tinggi.
Sehingga perusahaan sebaiknya selalu memantau beban tugas dengan kemampuan karyawan dan gaji yang diperolehnya. Pastikan juga mereka mendapat kenaikan gaji tiap tahunnya.
Kurangnya apresiasi merupakan penyebab umum tingginya turnover karyawan di banyak perusahaan. Ketika karyawan merasa usahanya tidak dihargai, mereka cenderung mencari kesempatan lain. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan perlu meningkatkan apresiasi terhadap karyawan. Salah satu cara adalah memberikan umpan balik positif secara rutin, mengakui pencapaian mereka, dan memberikan insentif yang sesuai.
Program pengembangan karir juga bisa membantu, memberikan karyawan peluang untuk tumbuh dalam perusahaan. Selain itu, budaya kerja yang inklusif dan kolaboratif dapat meningkatkan kepuasan karyawan. Dengan mengatasi kurangnya apresiasi, perusahaan dapat mengurangi turnover karyawan dan membangun tim yang lebih produktif dan berkomitmen.
Karyawan secara alami akan mengharapkan pertumbuhan karir. Tidak hanya pertumbuhan finansial tapi juga kemampuan profesional. Tidak adanya jenjang karir dan minimnya dukungan pengembangan diri bisa menyebabkan karyawan tidak betah.
Untuk mengatasi itu, Anda bisa memberikan pelatihan untuk karyawan mengembangkan soft skill mereka bersama ALC Leadership Management. Tersedia berbagai training online maupun training offline yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan karyawan Anda.
Lingkungan dan budaya kerja yang toxic tidak bisa dianggap sepele. Karyawan yang mengalami intimidasi, diabaikan, takut dimarahi terus menerus akan stressĀ sehingga kehilangan motivasi kerja.
Perusahaan bisa melakukan survei berkala tentang motivasi karyawan untuk mengatasi masalah ini. Lalu buatlah tindakan perbaikan agar tercipta suasana kerja yang sehat.
Baca juga :
Inilah 5 Manfaat dan Jenis Training Karyawan untuk Perusahaan
Sekarang Anda sudah mengetahui faktor apa saja yang biasa menyebabkan tingginya angka turnover karyawan. Selain melakukan evaluasi internal perusahaan, ada baiknya juga menggunakan jasa pihak ketiga untuk membantu rekrutmen karyawan yang sesuai.
Anda bisa menggunakan layanan ALC recruitment dan assessment untuk mendapatkan talenta yang lebih tepat. Dengan memilih karyawan yang tepat sejak awal juga bisa mengurangi turnover.