Mampu Membangun Tim yang Solid Setelah Pelatihan dengan ALC

Membangun tim yang solid

Salah satu hal yang paling saya rasakan setelah pelatihan dengan ALC adalah bertambahnya pengetahuan untuk membangun tim yang solid di tempat kerja.

Ada banyak tahapan yang akhirnya saya aplikasikan lewat teori pengajaran selama pelatihan kepada anggota tim dan ternyata memberikan pengaruh besar pada mereka.

4 Hal yang Saya Terapkan untuk Membangun Tim yang Solid

Sebagai seorang pemimpin, tentu saya menghadapi berbagai macam tantangan di tempat kerja, termasuk anggota tim yang 90 persen merupakan Gen Z. Jadi perlakuan dan komunikasi kepada mereka membutuhkan “special treatment”.

Oleh karena itu, setelah pelatihan dengan ALC saya menerapkan berbagai teori yang diajarkan sehingga mampu memngaun tim yang solid seperti hari ini, diantaranya adalah:

1. Lebih Komunikatif

Saya belajar, jika Gen Z sangat senang jika turut dilibatkan dalam sebuah pekerjaan. Oleh karena itu, saya mulai lebih komunikatif dengan tim dan berusaha memahami karakteristik masing-masing dari mereka.

Terlebih saya juga menyadari jika hampir seluruh anggota tim saya merupakan Gen Z sehingga ada pendekatan khusus yang akhirnya dilakukan agar mereka merasa lebih nyaman.

Hal ini mungkin memang saya sudah lakukan sebelum pelatihan, namun dengan teori yang saya pelajari dari ALC, komunikasi yang saya lakukan jadi lebih berstrategi dan efektif.

Bahkan tim lain melihat dan menilai anggota saya termasuk solid dan kompak di lingkungan pekerjaan sehingga bisa meningkatkan motivasi bagi divisi atau bagian lain di kantor.

2. Transparansi Informasi

Selain itu, cara lainnya yang saya lakukan untuk membangun tim yang solid seperti sekarang adalah transparan dalam menyebarkan informasi sesuai kebutuhan mereka.

Kerja di lingkungan kantor yang open space dapat membuat saya memiliki banyak kesempatan untuk duduk berbarengan dengan mereka.

Namun saya memberikan batasan mana saat mengobrol santai dan mana yang harus serius untuk membahas konteks pekerjaan.

Saya juga akan menyampaikan informasi dan melibatkan mereka dalam pekerjaan jika dibutuhkan supaya mereka bisa saling bantu dan belajar secara langsung dalam menyelesaikan masalah.

Cara ini saya lakukan untuk mendorong para anggota tim untuk memiliki wawasan baru dengan belajar langsung dari case-case tertentu melalui informasi yang telah disampaikan.

3. Memberikan Ruang Diskusi

Hal yang tidak kalah penting untuk membangun tim yang solid dan telah saya lakukan juga yaitu memberikan ruang bagi mereka untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat.

Cara yang saya dapatkan di ALC ini sangat efektif untuk mendorong mereka supaya lebih terbuka, komunikatif, tidak ragu dalam menyampaikan “unek-unek” maupun aspirasi untuk diselesaikan bersama.

Bahkan bila memang pendapat tersebut bersifat confidential, saya akan menghormati privasinya dan memanggil mereka ke ruangan yang berbeda untuk menyelesaikan masalahnya.

Saat seseorang diberikan ruang untuk menyampaikan aspirasi, maka hal ini mendorong mereka untuk menyelesaikan masalah bersama dan tidak ada yang dipendam sendiri.

4. Menghormati Privasi Anggota Tim

Saya juga belajar untuk menghormati privasi anggota tim salah satunya dengan tidak mengganggunya di saat istirahat cuti.

Jadi apabila mereka sedang libur karena cuti, maka saya tidak akan mengganggunya dengan bepergian termasuk WA dan telepon kecuali jika memang benar-benar urgent.

Ternyata cara ini membuat anggota tim yang cuti bisa beristirahat dengan maksimal dan lebih excited atau antusias untuk bekerja kembali.

5. Mendorong untuk Menyelesaikan Masalah Bersama

Terakhir, dalam membangun tim yang solid, saya juga menekankan pada anggota tim jika “One Man Show” atau bekerja sendiri memang bisa diselesaikan dengan kendali penuh di bawah kita.

Hanya saja, jika pekerjaan tersebut harus melibatkan masalah orang, maka membangun teamwork dan menyelesaikan masalah bersama menjadi hal yang jauh lebih baik.

Sebab saya yakin, cara inilah yang mampu membuat tim jadi lebih solid karena memiliki kesempatan untuk menyelesaikan masalah atau pekerjaan bersama-sama.

Masukan dari Bu Ainy Selama Sesi Coaching

Setelah pelatihan ALC selesai, saya juga berkesempatan untuk coaching langsung dengan Bu Ainy.
Pada kesempatan itulah saya berdiskusi dan meminta masukan mengenai diri saya yang sudah berusaha untuk menjadi leader yang baik, namun pemimpin di atas kita masih belum terpapar hal yang sama.

Meskipun begitu, saya dikuatkan oleh beberapa masukan dari Bu Ainy, diantaranya adalah:

1. Tidak Menunggu Orang Lain Berubah

Bu Ainy mengumpamakan masalah yang saya hadapi dengan dengan teori air yang mengalir.

Memang, air mengalir ke bawah, namun apabila kita yang berada pada posisi bahwa hanya menunggu, maka orang tersebut pasti akan merasa kehausan.

Jadi, teori ini hanya berlaku jika kita yang menjadi pemimpinnya sehingga saya tidak perlu menunggu orang lain berubah meskipun itu atasan kita sendiri.

2. Mulai dari Diri Sendiri

Oleh karena itulah, saya harus memulai perubahan dengan mulai untuk berbuat baik mulai dari diri sendiri sehingga hari merasa lebih lega dan bekerja akan jauh terasa tenang.

Bu Ainy menyebutkan jika kita terus berpegang teguh pada keyakinan ini, maka bekerja pun akan jauh lebih energik dan produktif.

Kedua hal inilah yang akan mulai saya coba aplikasikan lagi dalam kehidupan profesional bekerja saat ini.

Detail info pelatihan, hubungi team ALC sekarang