Mampu Bekerja Keras dan Melakukan Pekerjaan dari Hati

Setelah mengikuti training ALC, ada beberapa perkembangan baik yang dapat saya rasakan, terutama keinginan untuk bekerja keras sekaligus mampu mengajak kawan untuk bekerja dari hari.
Implementasi Bekerja Keras dan Dari Hati Setelah Mengikuti Training ALC
Salah satu contoh yang paling terasa terhadap perubahan besar saya sebulan setelah melakukan training bersama ALC yaitu semakin banyak anggota tim yang bekerja dengan hati.
Sebab saya bekerja dengan 15-20 orang dengan latar belakang dan rentang usia yang berbeda sehingga masih banyak yang membutuhkan bimbingan. Oleh karena itulah, sebagai seorang atasan saya semakin sadar untuk lebih memberikan contoh yang benar kepada mereka.
Sesuai dengan ilmu yang saya dapatkan di ALC, saya menerapkan sistem bekerja dengan hati agar setiap orang di dalamnya bisa merasa lebih nyaman meskipun dalam suasana bekerja.
Saat bekerja sudah menjadi kegiatan yang nyaman maka akan lebih banyak inisiatif yang muncul setidaknya untuk menjalankan kegiatan operasional jadi lebih lancar,
Dampak Memiliki Tim yang Bekerja dengan Hati
Tentunya, saat tim diterapkan bekerja dengan hati, maka ada banyak dampak yang terasa khususnya dalam kegiatan operasional, diantaranya adalah:
1. Inisiatif yang Tinggi
Sebagai atasan yang mengurus bisnis yang bergerak di bidang hospitality, maka memiliki tim dengan inisiatif tinggi menjadi hal penting. Dimana saya memegang beberapa bagian yang berhubungan dengan tamu seperti dapur dan Floor.
Pada saat diterapkan ilmu dari ALC mengenai bekerja dengan hati, maka tim dapur tidak hanya sekedar memasak saja, namun memastikan makanannya memiliki rasa yang legit dan dicintai para konsumennya.
Sedangkan untuk Floor, penerapan cara kerja yang saya dapatkan dari ALC ini sangat membantu pelayanan (service) kepada tamu jadi lebih maksimal dan benar-benar menjalankannya dengan hati lapang sehingga tidak akan ada terasa paksaan.
Bahkan, beberapa dari anggota tim saya juga banyak melakukan inisiatif seperti melihat barang kotor dan membersihkannya padahal hal tersebut sebenarnya bukan pekerjaan utama mereka.
2. Efek Domino Kepada Para Tamu
Saat tim saya bekerja dengan hati maka akan secara tidak langsung menciptakan pelayanan yang maksimal kepada para tamu. Hal ini tentu akan membuat mereka merasa puas.
Saat tamu puas dan merasa senang, mereka biasanya akan menyebarkan pengalamannya kepada tamu lain dan merekomendasikannya untuk juga berkunjung ke tempat saya. Hal ini tentu sangat terasa menimbulkan dampak baik yang sangat luas.
Berbagai Perubahan yang Drastis Setelah Mengikuti Training ALC
Bila dijabarkan lebih lanjut, ada banyak perubahan yang terlihat dalam diri saya sebagai seorang atasan dan tim secara keseluruhan sebelum serta sesudah mengikuti training dari ALC, diantaranya adalah:
1. Peningkatan Jumlah Anggota Tim yang Bekerja dengan Hati
Awalnya, tim saya memang beberapa orang telah bekerja dengan hati, namun belum maksimal. Tapi setelah saya menerapkan ilmu-ilmu selepas training dengan ALC, penambahan jumlah anggota tim yang bekerja dengan hati bertambah hingga 50% atau sekitar 6-7 orang.
Peningkatan ini tidak terlepas dari cara seorang atasan memberikan contoh yang baik dan benar kepada timnya. Sebab jika hanya menggunakan lisan saja untuk membimbing orang lain akan terasa tidak efektif dan sulit.
Sedangkan dengan memberikan contoh nyata, akan membuat anggota tim secara tidak langsung menirunya.
Salah satu hal yang cukup terasa dengan meningkatnya anggota tim yang mulai bekerja keras dan bekerja dengan hati ini adalah tidak mengeluh saat memang diharuskan untuk lembut.
Awalnya, beberapa orang sering tidak mau melakukan lembur padahal temannya membutuhkan bantuan. Namun kini, empati mereka mulai meningkat sehingga saat teman timnya butuh bantuan dan diminta untuk lembur, maka mereka sudah mulai peka dan mengerjakannya tanpa mengeluh.
2. Semakin Merangkul Tim dan Mendengarkan Masukan dari Karyawan
Sebelum training, saya juga merasa kurang menjadi pribadi yang menerima aspirasi dari anggota tim. Namun setelah mengikuti training, saya mulai mendengarkan masukan dan saran dari karyawan.
Meskipun tidak dijalankan sepenuhnya, tapi masukan-masukan dari mereka tetap dipertimbangkan jika hal tersebut untuk kelancaran operasional. Apabila memang masukannya bagus maka akan dijalankan.
Sedangkan sebaliknya, jika masukan tersebut dirasa kurang baik maka akan didiskusikan dengan baik kepada tim.
3. Semakin Jadi Pribadi yang Percaya Diri
Terakhir, saya sadar betul jika sebelum melakukan training bersama ALC, kepercayaan diri saya cukup rendah.
Namun dalam training, pada peserta dijadikan berinteraksi dua arah sehingga dapat melatih mengemukakan pendapat dan perlahan bisa semakin lebih percaya diri. Saya juga belajar untuk tidak takut salah selama mengemukakan pendapat.
Tips untuk Lebih Percaya Diri
Selama coaching dengan bu Ainy, saya mendapatkan tips untuk lebih percaya diri yaitu mulai belajar mengeluarkan pendapat (ide dan masukan) dan jangan pernah merasa ragu untuk berdiskusi dengan atasan maupun anggota tim ketika memilikinya.
Saat mengemukakan pendapat, pastikan juga sudah sepaket dengan risiko yang dipertimbangkan serta cara penerapannya.
Dengan semakin mengeluarkan ide (perbaikan) inilah yang akan memacu seseorang untuk lebih bekerja keras dan percaya diri. Tips inilah yang saya selalu coba lakukan hingga sekarang.
Training Online Assertive Leadership
-
24/04/2025
-
09.00 - 16.00 WIB
-
Online via Zoom
Risk Management
-
30/04/2025
-
09.00 - 16.00 WIB
-
Online via Zoom
Creative Negotiation Skills
-
07/05/2025
-
09.00 - 16.00 WIB
-
Online via Zoom