Membangun Komunikasi Efektif dan Kolaborasi Tim yang Harmonis

Sebagai seorang pemimpin di PJT, saya selalu menghadapi tantangan dalam memimpin tim dan membangun hubungan yang produktif. Dulu, saya merasa cara saya berkomunikasi terkadang terkesan kaku dan kurang bisa menyentuh hati rekan-rekan kerja saya.
Namun, setelah mengikuti pelatihan di ALC Leadership Management, saya merasakan perubahan yang signifikan dalam gaya kepemimpinan saya. Perubahan ini tidak hanya berdampak pada diri saya, tetapi juga pada tim yang saya pimpin dan hubungan dengan pihak eksternal.
Perubahan Setelah Mengikuti Pelatihan ALC Leadership Management
1. Meningkatkan Soft Skills dalam Berkomunikasi
Sebelumnya, saya mengakui bahwa gaya komunikasi saya cenderung keras dan frontal. Ketika saya menyampaikan pesan atau menegur bawahan, saya sering menggunakan pendekatan yang langsung dan terkesan tegas. Namun, setelah mengikuti pelatihan ALC Leadership Management, saya menyadari betapa pentingnya berkomunikasi dengan cara yang lebih lembut dan penuh empati. Sekarang, ketika ada yang perlu diperbaiki, saya lebih memilih untuk memberikan contoh dan solusi daripada hanya memberikan teguran. Hal ini membuat bawahan saya merasa lebih dihargai dan lebih mudah menerima arahan dari saya.
2. Menghargai Setiap Individu dengan Membangun Hubungan Lebih Dekat
Salah satu hal yang saya mulai fokuskan adalah mengingat nama orang yang saya temui, baik rekan kerja maupun mitra eksternal. Bagi saya, ini bukan hanya sekadar formalitas, tetapi cara untuk menunjukkan perhatian dan membangun hubungan yang lebih akrab. Misalnya, saat bekerja dengan tim dari Kementerian PUPR, saya berusaha menciptakan suasana yang hangat dan tidak terlalu kaku. Ketika saya menyapa mereka dengan nama, hubungan kami menjadi lebih dekat, meskipun kami berasal dari institusi yang berbeda. Hal ini membuat komunikasi terasa lebih cair dan lebih mudah.
3. Kolaborasi Tanpa Ego
Salah satu pelajaran berharga dari pelatihan adalah pentingnya mengedepankan kerjasama tim dan mengurangi ego dalam bekerja. Saya mulai lebih mengajak tim untuk berkolaborasi dan lebih terbuka dalam menyampaikan ide-ide. Kami tidak lagi berfokus pada siapa yang lebih tinggi jabatannya. Kami semua adalah tim yang bekerja untuk tujuan bersama. Dalam rapat-rapat penting, saya kini lebih sering mengajak diskusi terbuka, dan saya memberikan ruang bagi tim untuk menyampaikan pendapat mereka, walaupun terkadang pendapat tersebut berbeda dari saya.
4. Kehangatan dalam Interaksi dengan Tim
Salah satu perubahan lain yang saya terapkan adalah lebih sering mengadakan kegiatan informal dengan tim. Kami mulai makan bersama atau berbincang santai di luar urusan pekerjaan. Ini bukan hanya untuk mempererat hubungan, tetapi juga untuk menciptakan rasa kebersamaan yang lebih erat dalam tim. Saya merasa dengan kegiatan informal seperti ini, hubungan kami semakin solid, dan kami saling mendukung satu sama lain lebih baik.
5. Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Menyampaikan Pendapat
Dulu, saya sering merasa ragu untuk menyampaikan pendapat saya, terutama ketika ada perbedaan pandangan dalam rapat. Namun, kini saya merasa lebih percaya diri untuk berbicara dan menyampaikan ide-ide saya. Contohnya, ketika saya terlibat dalam rapat dengan Kementerian PU yang membahas manajemen risiko, saya dengan tegas menyampaikan pandangan saya, meskipun ada perbedaan pendapat. Sekarang, saya merasa lebih nyaman menyampaikan ide saya tanpa takut dibilang salah, dan jika ada yang perlu dikoreksi, saya lebih siap untuk menerima dan memperbaikinya.
Dampak Positif bagi Tim dan Organisasi
Perubahan dalam gaya kepemimpinan saya tidak hanya berdampak pada diri saya pribadi, tetapi juga pada tim yang saya pimpin. Anggota tim yang dulu merasa ragu dengan pendekatan saya kini lebih mengerti dan memahami cara saya memimpin. Mereka merasa lebih dihargai dan lebih termotivasi untuk bekerja lebih baik.
Kepercayaan dan kolaborasi dalam tim semakin meningkat, yang pada gilirannya membawa hasil yang lebih baik dalam pekerjaan yang kami lakukan. Hubungan dengan pihak eksternal, seperti Kementerian PUPR, juga semakin baik. Dengan komunikasi yang lebih hangat dan terbuka, saya berhasil membangun hubungan yang lebih produktif, bahkan ketika menghadapi tantangan dalam pekerjaan.
Kesimpulan
Pelatihan di ALC Leadership Management memberikan banyak pelajaran berharga, terutama tentang pentingnya pengembangan soft skills dalam kepemimpinan. Melalui pelatihan ini, saya belajar bahwa menjadi pemimpin yang efektif bukan hanya soal memberi perintah, tetapi juga soal membangun hubungan yang baik, mendengarkan, dan mengajak tim untuk bergerak bersama menuju tujuan yang lebih besar.
Dengan komunikasi yang lebih empatik, hubungan yang lebih dekat, dan kolaborasi tanpa ego, saya merasa tim saya semakin solid, dan pekerjaan kami semakin efektif. Saya percaya bahwa dengan perubahan ini, saya bisa membawa tim saya menuju kesuksesan yang lebih besar.
Training Online Leadership Fundamental
-
17/04/2025
-
09.00 - 16.00 WIB
-
Online via Zoom
Training Online Assertive Leadership
-
24/04/2025
-
09.00 - 16.00 WIB
-
Online via Zoom
Creative Negotiation Skills
-
07/05/2025
-
09.00 - 16.00 WIB
-
Online via Zoom