Perubahan dan Evaluasi Diri Setelah Training dengan ALC

Evaluasi Diri

Setelah menjalankan proses training bersama ALC Management, tentunya ada beberapa perubahan baik yang saya sadari.

Namun, perubahan tersebut juga tak terlepas dari evaluasi diri untuk membantu saya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Berbagai Perubahan Baik Setelah Training Selesai

Sesuai dengan komitmen ALC untuk tetap menanyakan progress perkembangan peserta meskipun pelatihannya selesai, saya berkesempatan untuk melakukan sesi coaching bersama Bu Ainy.

Selama coaching, saya melakukan evaluasi diri dan menyadari bahwa ada banyak perubahan baik yang sangat terasa dalam kehidupan bekerja, diantaranya adalah:

1. Kemampuan Komunikasi yang Semakin Baik

Hal yang paling terasa setelah melakukan training dengan ALC adalah kemampuan komunikasi dan berbicara yang semakin meningkat. Saya sudah lebih pede untuk berkomunikasi, berkoordinasi dan mengemukakan pendapat.

Apalagi saya baru mendapatkan promosi menjadi pemimpin muda sehingga tuntutan pekerjaan untuk berkomunikasi dengan pihak luar maupun pimpinan menjadi jauh lebih besar.

Oleh karena itu, pelatihan ALC mampu membantu saya lebih percaya diri khususnya dalam mengimbangi komunikasi mereka.

Selain itu, meningkatnya kemampuan komunikasi ini juga sangat membantu saya untuk mengenal personal lebih banyak orang, baik itu pimpinan maupun anggota tim sehingga pekerjaan yang dilakukan bisa jauh lebih produktif.

2. Coaching yang Semakin Lancar

Setelah pelatihan ALC selesai, saya jadi semakin menyadari betapa pentingnya proses coaching dalam sebuah tim.

Hal inilah yang mendorong saya untuk rutin mengadakan rapat mingguan untuk mengevaluasi diri maupun kinerja dari anggota tim dalam periode waktu tersebut.

Tidak hanya itu saja, saya juga memaksimalkan coaching ini dengan rutin mengadakan sesi one on one dengan masing-masing anggota tim.

Selain mengevaluasi, sesi ini juga bertujuan untuk mengetahui dengan detail apa yang telah mereka kerjakan, mengidentifikasi masalah yang dihadapi sekaligus mencoba mengenai personal orang tersebut.

Sebab dengan mengenal lebih baik para anggota tim, maka saya jadi tahu perlakuan atau sikap apa yang harusdiberikan pada orang tersebut. Apalagi semua orang itu memiliki ciri khas masing-masing sehingga perlakuannya tidak boleh disamaratakan.

Evaluasi Diri yang Saya Dapatkan Selama Sesi Coaching

Selain perubahan, ternyata selama sesi coaching dengan bu Ainy berlangsung, masih ada beberapa PR yang masih perlu saya perbaiki kedepannya.

1. Motivasi Kerja yang Masih Sering Naik Turun

Salah satu kelemahan saya adalah motivasi kerja yang masih naik turun. Apabila saya berhasil mengerjakan sesuatu dengan baik maka biasanya akan semakin termotivasi untuk lebih produktif.

Namun sayangnya, seringkali saat sudah melakukan hal yang terbaik untuk menyediakan segala kebutuhan anggota tim ternyata belum disambut dengan benar.

Meski begitu, saya tetap mengusahakan yang terbaik untuk menjaga produktivitas diri sendiri maupun tim dengan memanggil.

Salah satu cara yang saya lakukan yaitu memanggil mereka dalam sesi one on one dan mengkonfirmasi masalah yang sedang dihadapi.

Dengan diskusi 2 arah ini saya dapat mengetahui apa yang masih mereka harapkan dan menekankan kembali apa yang bisa mereka lakukan untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Metode ini dinilai Bu Ainy sudah tepat, khususnya untuk membuat citra yang tegas bagi para anggota tim.

2. Kurang Tegas

Dipromosikan menjadi pemimpin muda, tentu membuat saya harus menghadapi para anggota tim yang memiliki usia lebih tua, sehingga sifat tegas sebenarnya menjadi hal yang sangat dibutuhkan.

Setelah melakukan evaluasi diri, ternyata sifat ini masih menjadi PR yang harus ditingkatkan. Sebab ada banyak orang yang akan memanfaatkan kondisi pemimpin yang tidak bisa menjadi pribadi tegas khususnya dalam menyikapi masalah dan anggota timnya.

Oleh karena itu, pada sesi coaching ini, Bu Ainy banyak menekankan untuk membedakan secara jelas antara tegas dan kejam. Sebab keduanya memiliki arti yang cukup berbeda. Karena ketegasan berarti berani mengambil resiko setelah dipikirkan dengan matang tanpa “main perasaan”.

Saya diberikan banyak masukan untuk tetap bisa berpikir rasional dan tegas kepada anggota tim yang kerap kali memberikan masalah meskipun ia merupakan pribadi yang paling baik sekalipun.

Apalagi saya sadar betul jika pemimpin harus bekerja dengan tegas supaya meskipun sedang berhadapan dengan krisis dan masalah, produktivitas kerja tetap dapat ditingkatkan!

Terakhir, saya juga dievaluasi karena masih memainkan perasaan saat menghadapi masalah. Kedepannya saya akan menjadi pemimpin yang tegas dan lugas untuk menjaga produktivitas serta lingkungan kerja yang profesional.

Detail info pelatihan, hubungi team ALC sekarang