Training Online Great Leaders, Great Influencers
-
14/11/2024
-
09.00 - 16.00 WIB
-
Online via Zoom
Ada banyak jenis leadership dalam sebuah kelompok dan salah satu yang paling terkenal adalah kepemimpinan otoriter. Ciri khas yang paling terlihat dalam gaya kepemimpinan yang satu ini yaitu seorang leader yang memiliki kontrol sepenuhnya atas sebuah pengambilan keputusan di dalam tim.
Oleh karena itulah, artikel ini akan membahas secara rinci kelebihan dan kekurangan gaya kepemimpinan otoriter.
Hal ini tentu akan memberikan gambaran kepada management maupun pemimpin untuk dapat mempertimbangkan kembali sebelum benar-benar menerapkan sistem ini pada organisasi yang Anda miliki.
Memang sekilas cara kepemimpinan yang otoriter ini memiliki konotasi negatif seakan-akan para anggotanya sama sekali tidak punya hak untuk menyuarakan pendapat. Namun apakah benar seperti itu? Yuk supaya lebih jelas, simak penjelasan lengkapnya pada artikel di bawah ini!
Sebelum mengetahui kelebihan dan kekurangan saat sistem kepemimpinan dalam otoriter diaplikasikan dalam sebuah organisasi, Anda tentu harus mengetahui terlebih dahulu apa sebenarnya maksud gaya leadership seperti ini.
Secara umum, kepemimpinan yang otoriter adalah jenis leadership saat seorang pemimpin menilai, mengontrol dan membuat keputusan berdasarkan pendapat mereka sendiri.
Berbeda dengan sistem demokratis, gaya kepemimpinan otoriter tentu memfokuskan segala hal pada leadernya sehingga seringkali tidak menerima saran dan ide dari anggota tim yang ada di dalamnya.
Jadi sesuai dengan namanya bahwa setiap pemimpin memiliki otoritas dan kendali penuh atas segala sesuatu dalam organisasi dan anggota tim hanya berperan untuk menjalankan keputusannya.
Walaupun memiliki bentuk dan aplikasi yang cukup beragam, gaya kepemimpinan otoriter ini tentu banyak dijumpai pada berbagai jenis kebudayaan perusahaan maupun organisasi besar sekalipun.
Namun, contoh kasus kepemimpinan otoriter ini ternyata juga pernah diaplikasikan pada berbagai macam negara bahkan hingga saat ini. Salah satu yang masih menerapkan sistem ini di negaranya adalah Korea Utara yang sekarang dipimpin oleh Kim Jong Un.
Sebab sejak lama, Korea Utara selalu memiliki ciri khas pemimpin untuk mengawasi segala hal yang dilakukan oleh masyarakatnya bahkan hingga hal-hal paling kecil sekalipun.
Bahkan tipe pemimpin seperti Kim Jong Un juga selalu menjadi otak dari berjalannya segala sistem pemerintahan di negara tersebut.
Hal ini sangat terlihat dari bagaimana ia memperlakukan masyarakat dan bawahannya dengan memberikan hukuman seperti tembak mati jika pekerjaan yang mereka lakukan dinilai tidak becus.
Sedangkan, contoh kepemimpinan otoriter di indonesia juga pernah dilakukan oleh Soeharto selama masa pemerintahannya saat itu.
Baca juga : Simak 4 Kelebihan Jasa Training Karyawan Bagi Perusahaan
Melihat contoh gaya leadership otoriter yang pernah dijalankan oleh beberapa pemimpin di berbagai negara sebelumnya, tentu membuat Anda memiliki stigma negatif terhadap hal tersebut.
Padahal nyatanya dalam organisasi kerja sekalipun, kepemimpinan otoriter ini nyatanya menawarkan beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
Salah satu kelebihan gaya kepemimpinan otoriter yang paling utama adalah penentuan keputusan yang lebih cepat.
Hal ini akan memangkas urusan birokrasi yang panjang dan seringkali menghabiskan waktu hanya untuk mencari persetujuan di banyak pihak. Sebab tipe pemimpin seperti ini tidak akan meminta saran dan melakukan konsultasi dengan orang lain di dalam timnya.
Jadi, sistem seperti ini akan sangat berguna saat menghadapi situasi darurat dalam menyelesaikan masalah.
Selanjutnya, tipikal utama dalam kepemimpinan otoriter adalah aturan yang diciptakan langsung oleh leader dan setiap orang di dalamnya akan mengikutinya tanpa ada bantahan.
Tentunya cara ini dilakukan sesuai dengan pengalaman dan nilai yang dianggap efisien, produktif dan aman oleh pemimpin tersebut. Jadi, cara seperti ini dapat meminimalisir kesalahan yang tidak diinginkan saat bekerja dan menjalankan tugas.
Ketika proses bekerja sudah tertata dan disusun dengan jelas oleh para pemimpinnya dan pemantauan tugas selalu dilakukan, tentunya hal ini dapat membuat anggota tim bisa jadi lebih fokus dalam menyelesaikan tugasnya.
Apalagi, para anggota tim juga menghabiskan lebih sedikit waktu untuk memikirkan adanya potensi masalah sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya saat bekerja.
Tentunya dari setiap kelebihan yang ditawarkan, ada berbagai konsekuensi gaya kepemimpinan otoriter yang perlu Anda perhatikan, terutama sebagai seorang leader dalam organisasi.
Dampak negatif kepemimpinan otoriter yang sangat terasa adalah adanya tekanan tidak nyaman sehingga mendorong anggota tim untuk memberontak dari sistem yang ada.
Hal ini terlihat dari bagaimana para pemimpinnya lebih suka mengontrol dan memerintah namun tidak bisa menerima segala masukan dari para anggota timnya. Bahkan hal ini seringkali menjadi palu gada bagi para anggota tim dibawahnya.
Bahkan, saat peraturan yang dibuat oleh pemimpin terdapat kesalahan, seringkali tekanan tersebut hanya menimpa para anggotanya saja.
Padahal, hasil studi yang dilakukan kepada lebih dari 1000 pekerja di lebih dari 90 tim yang dicatat oleh Smart Company ini menyatakan jika gaya kepemimpinan yang tepat tentunya juga harus melibatkan komunikasi dan partisipasi tim dalam pengambilan keputusan.
Cara seperti inilah yang seharusnya dilakukan agar seluruh anggota tim dapat ikut terlibat aktif dan semakin mengerti dengan posisi serta tanggung jawab yang harus di dilakukan dalam kelompok tersebut.
Pada gaya kepemimpinan otoriter ini, para pemimpin biasanya tidak menerima feedback maupun masukan dari orang lain apalagi anggota timnya.
Minimnya tambahan ide dan kreativitas yang biasanya didapatkan dari hasil diskusi inilah yang menyebabkan sebuah organisasi menjadi sulit untuk berkembang.
Secara otomatis, ide dan pengambilan keputusan akan selalu bersifat monoton dan seringkali tidak mampu mengembangkan penyelesaian masalah dengan cara yang lebih baru, inovatif dan tentunya kreatif.
Terakhir, kepemimpinan otoriter akan sangat tertinggal dari ide-ide yang penuh inovasi dimana biasanya hal ini hanya datang dari perpaduan banyak pikiran diantara para anggota tim.
Ketika pemimpin mulai bertindak otoriter atas inovasi perusahaan maka jangan kaget jika peluang modernisasi ide akan semakin tertinggal dibandingkan kompetitornya.
Secara tidak langsung, hal ini jelas akan mempengaruhi lingkungan tempat bekerja menjadi lebih negatif. Sebab para anggota tim tahu mereka dapat berkontribusi untuk perbaikan yang lebih besar namun selalu tertahan karena tindak intimidatif dari pemimpinnya.
Baca juga : 5 Kelebihan dan Keuntungan Pelatihan Online Leadership, Sudah Tahu Belum?
Demikianlah 3 kelebihan dan kekurangan gaya kepemimpinan otoriter yang perlu Anda pertimbangkan saat menjadi seorang pemimpin dalam sebuah organisasi.
Pastikan untuk menjadi pemimpin yang mendorong setiap anggotanya untuk bisa berkembang baik dari segi kreativitas dan juga inovasi. Dimana salah satu cara yang dapat dilakukan adalah sering bertukar pikiran dan menerima masukan dari mereka.
Kabar baiknya, kini Anda dapat berlatih untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dengan mengikuti rangkaian training leadership dari ALC Leadership Management.
Mulai dari materi seperti Building Solid Teams, Situational Leadership, hingga The Power of Collaboration ini semua dapat Anda pilih sesuai dengan kebutuhan. Yuk daftarkan diri Anda sekarang!