Benarkah Workaholic Adalah Pekerja Keras? Yuk Simak 7 Cirinya!

Daftar Isi

Dalam dunia kerja sering dijumpai adanya rekan kerja yang begitu bekerja keras dalam mencapai target pekerjaan. Dengan begitu banyaknya waktu dan energi yang dicurahkannya untuk bekerja hingga mendapat julukan workaholic. Tahukah Anda bahwa workaholic dan pekerja keras itu berbeda?

Penting untuk mengetahui perbedaan workaholic dengan seorang pekerja keras agar kita dapat menghindari dampak negatifnya. Melalui artikel ini kami akan mengulas tentang ciri-cirinya. Yuk simak!

Apa yang Dimaksud Dengan Workaholic?

Menurut American Psychology Association, workaholism adalah suatu kondisi dan situasi pada seseorang yang merasakan kebutuhan dari dalam dirinya untuk terus-menerus bekerja tanpa bisa dikendalikan. Bahkan mereka tidak berhenti meski mengetahui dampak buruknya.

Sederhananya, seseorang merasa kecanduan untuk bekerja terus menerus. Dorongan ini bukan berasal dari faktor eksternal namun dari dalam sendiri.

Perbedaan Workaholic Dengan Pekerja Keras

Sebagian besar orang menyamakan workaholic dengan pekerja keras padahal keduanya memiliki tanda-tanda yang jauh berbeda. Perbedaan terbesar adalah perasaan saat bekerja dan kualitas work-life balance.

Seorang pekerja keras umumnya menganggap pekerjaan untuk membahagiakan hidup, tidak dengan workaholic yang hidup untuk bekerja tanpa peduli kebahagiaannya. Sehingga pekerja keras bisa menikmati istirahat dan bersenang-senang setelah bekerja keras sedangkan workaholic tidak.

Baca juga : 4 Ciri-Ciri Generasi Digital dan Pengaruhnya Terhadap Pekerjaan

Ciri-Ciri Seseorang Adalah Workaholic

Kecanduan kerja di luar batas normal bisa menimbulkan masalah kesehatan hingga mengganggu hubungan sosial. Untuk menghindarinya, Anda perlu memperhatikan ciri-cirinya berikut ini:

7 Ciri Workaholic ALC Leadership Management

1. Memprioritaskan Pekerjaan Di Atas Segalanya

Workaholic merasa memiliki eksistensi dari pekerjaan yang dilakukannya sehingga akhirnya memprioritaskan itu. Mereka berkomitmen tinggi ke pekerjaan tanpa mengenal tempat dan waktu. Mereka tidak segan mengorbankan waktu berkumpul dengan keluarga untuk mengurusi pekerjaan.

2. Stress Jika Tidak Bekerja

Ciri ini terbentuk melalui dorongan dari dalam diri sehingga mereka justru stress ketika tidak bekerja. Ada perasaan bersalah ketika mereka meluangkan waktu untuk diri sendiri. Tak jarang mereka mencari-cari alasan agar bisa bekerja di luar jam kerja.

3. Tidak Punya Waktu untuk Kehidupan Pribadi

Seorang workaholic menganggap kehidupan pribadinya tidak sepenting pekerjaannya sehingga mengabaikan itu. Mereka lebih memilih untuk bekerja daripada berkumpul dengan keluarga, teman atau sekedar melakukan hobi. Gaya hidup workaholic biasanya tidak memiliki hobi ataupun keinginan berlibur karena menganggap itu buang-buang waktu.

4. Sering Sakit

Dalam studi yang diterbitkan di International Journal of Environmental Research and Public Health menunjukkan gaya hidup workaholic memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik, psikis dan relasi sosial. Seorang workaholic dua kali lipat lebih rentan mengalami depresi dan kualitas tidur lebih rendah. Tidak heran jika orang yang workaholic sering tumbang dan memiliki keluhan sakit ringan sepanjang tahun.

5. Terlalu Ambisius

Ambisius adalah hal wajar di dunia kerja namun tingkat ambisi pada seorang workaholic berbeda. Ambisi mereka dalam mencapai target dan terpacu untuk melampauinya melebihi orang biasa. Ketika target tersebut tak bisa tercapai maka akan merasa stress. Karena terlalu ambisius, workaholic cenderung tidak bisa bekerja dalam tim karena rekan-rekannya tidak bisa mengimbangi pola kerjanya yang intens.

6. Menjadikan Pekerjaan Sebagai Pelarian

Dilansir dari The Ladders, salah satu ciri workaholic adalah bekerja untuk tujuan menenangkan emosi negatif yang muncul karena tidak bekerja. Mereka umumnya akan bekerja untuk mengurangi rasa cemas, depresi, atau rasa bersalah yang sebenarnya bisa dihindari. Cara ini mungkin berhasil selama beberapa saat namun mereka tidak bisa merasakan kebahagiaan dari pencapaian yang sudah dilakukan.

Baca juga : Motivasi Online, 7 Tanda Ini Bukti Anda dan Team Membutuhkannya

7. Tidak Menyadari Kondisinya

Seorang workaholic biasanya memiliki emotional intelligence yang rendah sehingga tidak menyadari dirinya gila kerja. Mereka merasa hanya bekerja keras seperti lazimnya orang lain. Alhasil mereka juga kerap tidak menyadari sudah terkena dampak negatifnya seperti kelelahan, stress dan sering sakit.

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa workaholic dan pekerja keras itu ternyata berbeda. Bekerja dengan keras itu tahu caranya untuk beristirahat agar tidak burnout dan memiliki work-life balance. Anda juga dapat mengikuti program training dan pelatihan soft skill di ALC Leadership Management untuk menghindari menjadi sosok yang workaholic.

 

Detail info pelatihan, hubungi team ALC sekarang