Training Online Assertive Leadership
-
16/01/2025
-
09.00 - 16.00 WIB
-
Online via Zoom
Mengendalikan emosi merupakan salah satu aspek penting dan harus dimiliki oleh seorang pemimpin yang tegas. Sebab dalam dunia kerja tentu ada banyak hal yang tidak bisa dipisahkan dari konflik dan masalah.
Semua hal tersebut memang kerap kali menimbulkan perasaan amarah dan kecewa terutama bila berkaitan erat dengan pekerjaan yang Anda lakukan. Namun sayangnya, emosi yang berlebihan tidak dapat membuat Anda berpikir kritis dan menyelesaikan masalah dengan benar.
Tidak hanya itu, kita menghabiskan lebih dari sepertiga waktu di tempat kerja. Jadi tidak mengherankan bagaimana emosi dalam pekerjaan dapat mempengaruhi kesehatan mental jika tidak dikendalikan cara yang tepat.
Oleh sebab itu, artikel ini akan mengupas secara lengkap 5 cara mengendalikan emosi di tempat kerja sehingga konflik dan masalah yang terjadi dapat diselesaikan dengan tepat dan optimal.
Secara umum, mengendalikan emosi adalah sebuah leadership skill untuk mengatasi amarah sebelum menjadi sangat berlebihan dan sulit dihentikan.
Seringkali, baik para pemimpin maupun karyawan di kantor yang sudah diliputi oleh emosi yang berlebihan akan sulit untuk berpikir positif. Bahkan tindakan yang dilakukan akan menjadi sangat impulsif dan kemungkinan besar akan merugikan orang lain.
Oleh karena itulah, seni mengendalikan emosi ini mampu untuk menjaga pikiran tetap tenang dan fokus walaupun sedang berada dalam kondisi marah. Jadi Anda tetap bisa berpikir dan memutuskan sesuatu dengan perhatian dan pikiran yang jernih.
Baca juga :
Sayangnya, ketidakmampuan seorang pemimpin dalam mengendalikan pikiran dan emosi ternyata dapat memberikan dampak besar terhadap hubungan Anda dengan orang lain.
Jika hal ini terjadi ditempat kerja, maka jangan heran jika Anda akan menjadi pemimpin yang sulit mendapatkan rasa hormat dan kolaborasi dari anggota tim sendiri. Tentu hal ini akan memberikan kerugian pada tidak hanya pada diri sendiri namun juga pekerjaan kedepannya.
Tapi jangan khawatir, ada berbagai cara untuk mengendalikan emosi yang dapat Anda lakukan saat mengalami konflik dan masalah khususnya di dalam lingkungan kerja, diantaranya adalah:
Bentuk self-care atau meluangkan waktu sejenak untuk menjernihkan pikiran tentu bentuknya akan berbeda setiap orang. Bisa jadi, bentuk self-care ini berupa aktivitas di alam terbuka, makan enak seorang diri atau hanya sekedar mendapatkan istirahat yang cukup di hari tersebut.
Sayangnya, survei yang dilakukan oleh Advanced Dermatology menyatakan bahwa ada lebih dari 50% orang yang merasa bersalah saat meluangkan waktu untuk melakukan self care.
Padahal, ini merupakan salah satu cara mengendalikan emosi negatif dan menjaga kesehatan mental dengan memberikan waktu bagi diri sendiri untuk beristirahat. Tujuannya tentu agar tidak burn out dan mampu berpikir jernih kembali supaya nantinya siap untuk menghadapi masalah dan membuat keputusan di tempat kerja.
Bahkan self care sesimpel istirahat yang cukup ternyata mampu memberikan dampak yang luar biasa untuk pengaturan Emotional Intelligence Anda. Sebab ditemukan fakta bahwa kurang tidur dapat merusak pengaturan diri, yang berarti Anda akan semakin sulit mengendalikan emosi saat terjadi masalah nantinya.
Selanjutnya, bercerita atau meminta masukan dari rekan kerja maupun orang terdekat mengenai masalah yang Anda alami ternyata juga efektif untuk mengendalikan emosi.
Bercerita dengan orang lain ini dapat membuat Anda merasa lebih lega dan nyaman saat menghadapi masalah. Tentunya hal ini dapat membawa stabilitas emosional dan semangat untuk kembali bekerja dan menyelesaikan masalah yang terjadi.
Tidak hanya itu saja, hal ini juga membantu untuk mendapatkan masukan terbaik dari pengalaman rekan kerja sehingga Anda mampu untuk melakukan decision making dengan tepat.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wharton Michael Parke yang menunjukkan bahwa ada berbagai manfaat yang akan didapatkan dengan berbagi perasaan dengan rekan kerja terpercaya.
Sebab mereka mampu menanggapi cerita tersebut dengan penuh empat sehingga diharapkan masalah yang terjadi dapat segera diselesaikan dari ide dan masukan yang ada.
Saat Anda mengalami masalah dan merasa sudah tidak bisa mengendalikan emosi lagi maka cobalah untuk langsung menarik nafas panjang dalam-dalam kemudian hembuskan secara perlahan.
Hal ini akan sangat membantu mengatasi emosi seperti kecemasan, kekhawatiran, frustrasi, dan kemarahan yang terjadi pada diri Anda.
Bisa juga Anda menjauhi masalah tersebut sejenak dengan berjalan-jalan maupun mendengarkan musik untuk menenangkan diri sementara. Cara seperti ini dapat dilakukan hingga perasaan marah benar-benar reda dan mampu menghadapi masalah dengan lebih tenang.
Saat amarah Anda sudah benar-benar hampir meledak-ledak maka ingatlah untuk melakukan 10-Second Rule. Cara menerapkan metode ini juga cukup mudah yaitu Anda hanya perlu menghitung hingga 10 untuk menenangkan diri.
Pada durasi ini, Ada dapat memejamkan mata dan menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya hingga pikiran benar-benar menjadi lebih stabil. Pada fase inilah Anda sudah dapat kembali untuk menangani masalah tersebut dengan perasaan yang lebih santai dan tidak menggebu.
Baca juga :
Terakhir, Anda juga bisa menyalurkan segala amarah yang ada dengan kegiatan fisik seperti olahraga supaya keuntungannya dapat memberikan dampak baik bagi diri sendiri.
Anda bisa melakukan banyak hal menarik mulai dari treadmill bahkan hingga kick-boxing untuk melepaskan amarah. Apalagi, olahraga juga merupakan cara yang baik untuk mendapatkan endorfin sehingga efektif untuk meningkatkan mood dan suasana hati sehingga perasaan menjadi jauh lebih lega sekaligus tenang.
Artikel ini menekankan pentingnya mengendalikan emosi bagi seorang pemimpin yang tegas, terutama dalam menghadapi konflik dan masalah di tempat kerja. Emosi yang berlebihan dapat menghambat kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah secara efektif.
Pengendalian emosi juga penting untuk menjaga kesehatan mental, mengingat waktu yang signifikan dihabiskan di tempat kerja. Artikel ini menawarkan lima cara untuk mengendalikan emosi, yaitu self-care, bercerita dan meminta masukan. Menarik nafas & relaksasi, 10 second rule, serta mencurahkan amarah melalui kegiatan fisik.
Dengan menguasai seni mengendalikan emosi, pemimpin dapat mempertahankan pikiran yang tenang dan fokus, sehingga mampu membuat keputusan dengan jernih dan efektif.
Demikianlah 5 cara mengendalikan amarah yang efektif dan tentunya worth it untuk dicoba kala mengalami konflik dan masalah.
Tapi penting untuk diingat, jangan pernah melakukan problem solving maupun mengambil keputusan saat marah karena akan ada banyak hal yang akan disesali belakangan nanti.
Ciri diatas merupakan salah satu ciri dari seorang pemimpin assertive. Untuk Anda yang ingin menjadi pemimpin yang assertive. Yuk gabung dalam training online ALC dan jangan lupa catat tanggalnya dibawah ini ya.