Merangkak Dari Nol, Motivator Perempuan Ainy Fauziyah Kini Membawa ALC Dipercaya 500 Top Companies

Tidak ada jalan instan dalam membangun sesuatu yang besar. Begitu pula dengan perjalanan motivator perempuan Ainy Fauziyah yang mengawali karirnya sebagai seorang insinyur Teknik Sipil.

Siapa sangka Ainy yang dikenal sebagai motivator Indonesia ini membangun ALC dari impiannya yang sangat sederhana. Yaitu mendorong setiap orang menjadi pemimpin strategis dan berdampak untuk banyak orang.

Merangkak Dari Nol & Penuh Hambatan

Merangkak dari titik nol, Ainy memberanikan dirinya membangun ALC Leadership Management. Sebuah lembaga pelatihan kepemimpinan yang mencetak pemimpin berkualitas, membangun tim solid, menjadikan bisnis melejit.

Visinya jelas. Mencetak pemimpin berkualitas, berdampak & strategis yang mampu menjawab tantangan di dunia digital yang berubah begitu cepat dan penuh ketidakpastian ini.

Baca Juga :

5 Motivator Indonesia Terbaik Di Bidangnya, Yang Ke-2 Sering Anda Dengar!

Dengan modal pas-pasan, motivator leadership ini mendirikan ALC tanpa privilege. Tidak punya networking. Apalagi orang dalam. Langkah demi langkah, ia jalani. Dari belajar motivasi langsung bersama Tony Robbins & Dr. Demartini, hingga mendalami leadership skills bersama Ken Blanchard, CCL (Centre for Creative Leadership), dan lainnya.

Perjalanan motivator nomor 1 Indonesia Ainy Fauziyah merintis ALC penuh tantangan. Mulai dari ditolak berbagai perusahaan puluhan kali, dipandang sebelah mata, bahkan diragukan banyak kalangan. Namun Ainy tetap teguh & konsisten. Ia yakin perjuangan kerasnya membuahkan hasil.

Baca juga:

Ainy Fauziyah : 5 Pilar Strategic Thinking Ini Wajib Kita Miliki Sebagai Pemimpin Di Era VUCA

Mengubah Mindset, Menjadikan Hambatan Sebagai Dorongan Untuk Berubah

Dalam berbagai kesempatan, Ainy Founder ALC Leadership Management, ALC Talent & ALC Growth yang dijuluki Strategic Leadership Expert ini sering menyampaikan bahwa hambatan bukanlah alasan untuk mengeluh apalagi berhenti. Hambatan justru membangun mental tangguh dan mendorong kita bertransformasi.

Dalam setiap sesi training dan coaching, ia menekankan akan pentingnya menjadi pemimpin yang tangguh. Mampu membawa timnya untuk menerima hambatan kemudian menjadikannya sebagai dorongan untuk berubah.

Beradaptasi bukan menyalahkan kondisi. Ainy membangun kesadaran akan pentingnya mindset berubah & kerja lebih baik.

Baca Juga : 

Ainy Fauziyah, Saatnya Berpikir Strategis, Kunci Menang Di Era VUCA

Berpikir Strategis, Ainy Membawa ALC Dipercaya 500 Top Companies

Untuk mendapat kepercayaan 500 top companies di Indonesia bukanlah hal mudah. Dibutuhkan kerja keras, ketangguhan & berpikir strategis.

Banyak perusahaan mengakui perubahan mereka setelah mengikuti program training leadership ALC. Mindset berubah lebih terbuka. Cara kerja jadi lebih baik.

Para pemimpin dan tim mereka lebih berani mengambil keputusan strategis. Lebih adaptif menghadapi ketidakpastian. Serta lebih solid dalam membangun kolaborasi.

ALC Method dikenal memiliki pendekatan yang personal, humanis & strategis. Mampu menyentuh sisi emosional, sekaligus membangkitkan kesadaran akan pentingnya berubah dan melakukan perubahan. Tools & framework ALC sangat aplikatif. Mudah dipraktekkan di pekerjaan.

Program-program ALC dinilai mampu menjawab tantangan nyata dunia bisnis, terutama dalam menghadapi era yang penuh ketidakpastian ini. Istilah umunya VUCA – Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity.

Para eksekutif yang mengikuti pelatihan ALC mengakui, “Yang membuat program ALC berbeda adalah cara membuka wawasan strategis kami. Membuat kami mampu membuat solusi strategis yang aplikatif.”

Reputasi inilah yang membuat Strategic Leadership Expert Ainy Fauziyah kini identik dengan transformasi mindset dan kepemimpinan strategis.

Baca Juga : 

Ainy Fauziyah, Berpikir Strategis Saat Krisis, Bertahan Atau Menang?  

Transformasi Ainy Dari Insinyur Teknik Sipil Menjadi Strategic Leadership Expert Yang Berpengaruh Di Indonesia

Lulusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional Malang ini pernah berkarir sebagai Asisten Manager di Perum Perumnas, sebuah BUMN yang menyediakan perumahan layak & terjangkau.

Mei 2005, Ainy mengundurkan diri dari Perum Perumnas dan bergabung dengan OXFAM Great Britain sebuah organisasi kemanusiaan dari Inggris dan kemudian Care International Indonesia dari Canada yang membantu proses rekonstruksi dan rehabilitasi akibat bencana tsunami di Aceh.

Mengawali karirnya Shelter Coordinator kemudian naik menjadi Programme Shelter Coordinator, Ainy berhasil mengajak 500 wanita Aceh sebagai tukang cat perempuan bersertifikat.

Gaji mereka setara dengan tukang cat pria. Program yang awalnya diikuti oleh 37 orang ini akhirnya mampu melibatkan 500 wanita Aceh.

Pernah menjadi pembicara di International Shelter Meeting di Geneva-Switzerland, Ainy memiliki karier cemerlang. Setelah 4 tahun di Aceh dan jauh dari keluarga, Ainy memutuskan menjadi pembicara leadership dan rela merangkak dari nol.

Baca Juga : 

Ainy Fauziyah, Kemampuan Berpikir Strategis Membawa ALC Dipercaya 500 Top Companies

Pengalamannya di Aceh dalam menggerakkan hati banyak orang membuka kesadaran Ainy akan pentingnya leadership skill dan kepemimpinan strategik. Kesadaran itu semakin kuat ketika ia melihat banyak organisasi besar yang gagal, bukan karena kurang modal atau teknologi, tetapi karena para pemimpinnya tidak memiliki strategic mindset.

“Inilah titik krusial,” pikir Ainy, “di mana kepemimpinan strategik ini sangat menentukan arah.” Dari sinilah ia memilih jalan baru, meninggalkan zona nyaman sebagai insinyur Teknik Sipil, dan melangkah menjadi seorang motivator leadership.

Setiap kali berbicara di hadapan para CEO, direktur, hingga manajer perusahaan, Ainy tidak hanya teori. Ia membawa pengalaman hidupnya sendiri, bagaimana ia bertransformasi, menghadapi rintangan, dan menjadikan setiap hambatan sebagai dorongan untuk terus maju.

Inilah yang membuat Ainy berbeda. Bertransformasi dari seorang motivator perempuan menjadi sosok berpengaruh di  Indonesia, strategic leadership expert.